Ulang Tahun Bupati Sintang: Perpisahan dan Kenangan Pahit

SINTANG – Pada perayaan ulang tahun ke-65 Bupati Sintang, Jarot Winarno, yang digelar pada Rabu, 22 Januari 2025 di Pendopo Bupati Sintang, suasana penuh haru menyelimuti acara tersebut. Meski merayakan usia yang sudah matang dan perjalanan panjangnya mengabdi di Kabupaten Sintang, ada kisah pilu yang tak bisa dilupakan oleh Jarot.

Bupati dua periode ini mengenang masa paling suram dalam hidupnya. Bukan saat kalah dalam kontestasi Pilkada 2010, melainkan saat dirinya mengalami stroke parah di tahun 2021 yang membuatnya hampir kehilangan kemampuan untuk berbicara. Momen itu semakin terasa berat ketika sahabat sekaligus Wakil Bupati Sintang, Sudiyanto, yang selalu setia mendampinginya, meninggal dunia pada tahun yang sama setelah berjuang melawan sakit.

“Saya alami masa suram, tahun 2021 saat saya terkena stroke hingga tidak bisa bicara. Dalam masa sulit itu, Pak Sudiyanto, sahabat saya yang setia selama ini, juga meninggal dunia. Itu sangat berat bagi saya,” ujar Jarot dengan suara bergetar saat meluncurkan buku “Sintang Bersama Jarot” dan “Pengabdian Tanpa Batas” di hadapan ratusan tamu yang hadir.

Kehilangan besar tersebut menjadi cobaan yang tak terbayangkan bagi Jarot. Di tengah masa suram itu.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Kartiyus, yang turut hadir dalam acara tersebut, dengan suara sesenggukan mengungkapkan rasa terima kasih dan haru atas pengabdian Jarot selama ini.

“Selamat ulang tahun yang ke-65, Pak. Kami bersyukur beliau diberikan kesempatan hidup sampai usia ini. Saya tidak tahu kenapa saya jadi menangis begini, tapi saya merasa sangat kehilangan,” ucap Kartiyus, yang sudah menganggap Jarot sebagai pengganti almarhum ayahnya.

Perpisahan dengan Jarot terasa semakin dekat, dengan hanya tinggal hitungan hari sebelum pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Sintang yang baru pada 10 Februari 2025. Namun, meski berat, Jarot tetap tegar dan penuh harapan.

“Harapan saya hanya satu, bisa menghadiri pelantikan Bupati baru dan menyambut mereka dengan tangan terbuka. Hidup ini tidak mudah, seperti roller coaster. Kalah itu biasa, yang penting jangan menyerah,” tambah Jarot, dengan penuh semangat meski diselimuti perasaan berat.

Dalam acara tersebut, tiga buku yang ditulis oleh berbagai pihak yang terkait dengan perjalanan Jarot diluncurkan. Buku-buku tersebut menjadi kado istimewa untuk Jarot, yang selama 39 tahun mengabdikan diri di Kabupaten Sintang. Salah satunya berjudul *Sintang Bersama Jarot*, yang menceritakan perjalanan panjang Jarot sebagai dokter, wakil bupati, hingga bupati selama dua periode.

Meskipun masa jabatannya hampir berakhir, Jarot tetap berkomitmen untuk terus mengabdi hingga akhir. Sebelum benar-benar melepas jabatannya, ia sudah merencanakan untuk berkeliling ke kecamatan dan mengadakan konser perpisahan, menghadirkan grup band legendaris Boomerang. “Saya tidak pernah membedakan suku dan agama, semuanya  saya bantu. Terima kasih atas dukungan kalian semua,” ungkap Jarot, dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Di balik segala tantangan dan kehilangan yang telah dilalui, Jarot Winarno tetap menjadi simbol ketangguhan dan dedikasi. Sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan kenangan pahit dan manis, yang akan selalu dikenang oleh masyarakat Sintang.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *