Sintang – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Haji Senen Maryono, menyampaikan keprihatinannya terkait kurangnya minat anak-anak dan remaja Kabupaten Sintang untuk mendalami agama. Menurutnya, banyak anak muda di daerah ini yang lebih sering menghabiskan waktu di tempat-tempat hiburan seperti warung kopi (warkop) dan kafe, daripada berkunjung ke masjid untuk beribadah.
Senen Maryono mengungkapkan bahwa fenomena ini menjadi salah satu tantangan besar dalam pembentukan karakter dan moral generasi muda di Sintang.
“Saya sangat prihatin dengan kondisi ini. Anak-anak dan remaja kita sudah mulai kurang peduli dengan agama. Masjid yang seharusnya menjadi tempat mereka belajar dan beribadah kini sepi. Sebaliknya, warkop dan kafe malah semakin ramai oleh mereka,” ujar Senen 9 November 2024
Senen menilai bahwa pergeseran minat ini berpotensi mengurangi nilai-nilai keagamaan di kalangan generasi muda, yang seharusnya menjadi dasar kuat dalam menjalani kehidupan. Ia juga menambahkan bahwa kondisi ini perlu menjadi perhatian serius bagi orang tua, guru, serta pemerintah daerah untuk memberikan arahan dan pembinaan yang lebih intensif.
“Anak-anak kita seharusnya lebih sering berada di masjid untuk belajar dan memperdalam agama, bukan hanya nongkrong di kafe atau warkop. Kami berharap ada upaya lebih untuk mendorong mereka kembali ke masjid, seperti melalui program-program dakwah, kegiatan keagamaan, atau pengajian di masjid yang bisa menarik minat mereka,” tambah Senen.
Lanjut Haji Senen saya juga kebetulan ketua Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Sintang (DMI) Kabupaten Sintang,Ia menegaskan bahwa masjid perlu lebih difungsikan sebagai tempat yang tidak hanya untuk ibadah, tetapi juga untuk berbagai kegiatan positif yang dapat menarik minat remaja, seperti pelatihan kepemimpinan, seni, dan olahraga.
“Kami ingin masjid kembali menjadi pusat kegiatan anak muda. Tidak hanya untuk sholat, tetapi juga sebagai tempat untuk mengembangkan potensi diri mereka dalam kegiatan yang positif,” ujarnya
Kami sepakat bersama tokoh agama lainya bahwa untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan kerjasama antara orang tua, sekolah, pemerintah, dan ormas keagamaan dalam menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi generasi muda untuk lebih peduli terhadap agama dan aktif beribadah di masjid.